KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya yang tidak hentinya kepada semua makhluk-Nya. Atas izin-Nya pulalah kegiatan membuat makalah dengan judul “Gaya Kepemimpinan Bakal Calon Presiden Republik Indonesia Dalam Pemilihan Umum Tahun 2024” dapat diselesaikan dengan baik.
Tujuan ditulisnya makalah ini untuk memenuhi tugas yang diberikan Dosen Pengajar Mata Kuliah Kepemimpinan Pemerintahan, makalah ini penulis susun berdasarkan referensi yang penulis dapat dari berbagai literatur buku dan internet. Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan – kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Penulis mengharapkan semoga makalah ini memberikan manfaat bagi kita semua. Aamiin.
Baturaja, Juni 2023
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... I
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Pemimpin dan Kepemimpinan ................................................................ 1
B. Gaya Kepemimpinan ............................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 11
A. Gaya Kepemimpinan Prabowo Subianto .................................................... 11
B. Gaya Kepemimpinan Ganjar Pranowo.................................................... 15
C. Gaya Kepemimpinan Anies Rasyid Baswedan ....................................... 17
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 23
A. Kesimpulan ............................................................................................. 23
B. Saran ........................................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 24
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pemimpin dan Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah salah fungsi manajemen untuk mempengaruhi, mengarahkan, memotivasi dan mengawasi orang lain agar dapat melakukan tugas-tugas yang telah direncanakan sehingga dapat mencapai sasaran dan tujuan organisasinya. Kemampuan kepemimpinan atau leadership seorang manajer akan sangat mempengaruhi kinerja organisasi terutama dalam hal pencapaian tujuan organisasinya.
Seseorang yang melakukan fungsi kepemimpinan ini biasanya disebut dengan pemimpin atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Leader. Untuk menjalankan organisasinya dengan optimal, seorang manajer harus memiliki sifat kepemimpinan. Pada dasarnya kepemimpinan dan manajemen merupakan dua hal yang berbeda, namun kedua-duanya juga memiliki persamaan dan keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan. Untuk mencapai tujuan organisasi yang direncanakan, seorang manajer yang menjalankan manajemen harus dapat bertindak sebagai pemimpin juga.
Kepemimpinan merupakan konsekuensi dari timbulnya suatu pada masyarakat. Pemimpin diharuskan untuk memiliki pribadi yang dapat berkorban dalam segala hal yang dalam maksud lain seorang pemimpin diharuskan untuk mengorbankan semua kepentingan pribadinya untuk lebih memprioritaskan kepentingan bersama atau kepentingan organisasi demi tercapainya semua cita cita serta tujuan dan harapan organisasi yang telah dijadikan target bersama. Kesuksesan suatu organisasi dalam mengatur
anggota organisasinya sangatlah menentukan keberhasilan organisasi tersebut untuk mencapai cita cita serta tujuan daripada organisasi.1
Sistem adalah penempatan bagian-bagian yang disusun menurut suatu rencana atau pola, atau yang saling berkaitan, untuk mencapai tujuan keseluruhan. Hukum adalah sebuah sistem. Dengan kata lain, hukum adalah aturan kehidupan sosial, suatu tatanan dari bagian-bagian yang saling berhubungan. Saling ketergantungan sebagai suatu sistem dengan komponen, bagian, organisasi yang terorganisir dan terintegrasi yang saling terkait.2
Negara merupakan subyek terpenting dan mempunyai kelebihan yang istimewa daripada subyek yang lain. Selain disebabkan karena negara yang mampu memenuhi kriteria sebagai “International legal personalities”, hal ini disebabkan pula karena hak dan kewajiban yang diterima negara lebih besar sangat jauh dibandingkan subyek hukum Internasional lain setelah negara. 3
Dikarenakan negara Indonesia merupakan negara demokrasi maka semua pemimpin di Indonesia dipilih dan dapat menjadi pemimpin berdasarkan pemilihan rakyat melalui pemilihan suara terbanyak dari proses pemungutan suara. Hal ini tidak hanya diterapkan untuk memilih calon pemimpin negara, tetapi hal ini juga diterapkan dalam pemimpin daerah seperti bupati dan gubernur. Konvensi Montevideo tentang Hak dan Kewajiban Negara, 1933 adalah sebagai berikut: 1) Penduduk yang menetap
1 Sutarto Wijono, 2018, “Kepemimpinan Dalam Presfektif Organisasi”, Jakarta : Prenadamedia Group, Hlm. 2 3
2 Yordan Gunawan, 2021, Introduction to Indonesian Legal System, Yogyakarta: UMY Press, hlm. 10
3 Yordan Gunawan, 2021, Hukum Internasional : Sebuah Pendekatan Modern, LP3M UMY, Hlm. 58
2) Wilayah definitif 3) Pemerintah Berdaulat; dan 4) Kapasitas untuk memiliki hubungan dengan negara lain.
Kriteria yang ada dalam Konvensi Montevideo 1933 ini umumnya diterima sebagai persyaratan yang secara umum mencerminkan persyaratan kenegaraan pada hukum kebiasaan internasional.4 Masyarakat memiliki hak untuk memilih siapa yang akan memimpin negara atau daerahnya sendiri maka hasil dari pemilihan itu yang akan menjadi penentu siapa yang akan memimpin daerah tersebut.
Beberapa alasan mengapa kepemimpinan dianggap sangat penting:
1. Pengaruh pada visi dan arah: Seorang pemimpin yang efektif mampu menyatukan visi bersama dan menciptakan arah yang jelas bagi kelompok atau organisasi yang dipimpinnya. Dengan memiliki visi yang kuat, anggota tim menjadi lebih terfokus dan termotivasi untuk mencapai tujuan bersama.
2. Menggerakkan orang untuk beraksi: Seorang pemimpin dapat menginspirasi orang lain untuk beraksi dan mencapai potensi terbaik mereka. Melalui komunikasi yang efektif dan kemampuan untuk memotivasi, pemimpin mampu mempengaruhi orang lain untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan menuju kesuksesan.
3. Pengambilan keputusan yang baik: Pemimpin biasanya bertanggung jawab untuk mengambil keputusan yang berdampak pada kelompok atau organisasi. Kemampuan dalam mengambil keputusan yang tepat dan
4 Yordan Gunawan, 2014, Transboundary Haze Pollution In The Prespective Of International Law Of State Responsibility, Jurnal Media Hukum, Vol 21, No.2, Yogyakarta.
bijaksana dapat membawa perubahan positif dan mencegah konsekuensi negatif.
4. Menciptakan budaya organisasi yang sehat: Pemimpin berperan penting dalam membentuk budaya organisasi. Budaya yang sehat dan inklusif memungkinkan kolaborasi yang efektif, meningkatkan loyalitas, dan mendorong kreativitas serta inovasi.
5. Mengatasi tantangan dan konflik: Kepemimpinan yang kuat membantu kelompok atau organisasi menghadapi tantangan dan konflik dengan cara yang produktif. Pemimpin yang baik mampu menemukan solusi dan mengelola ketegangan dengan bijaksana.
6. Pengembangan potensi individu: Pemimpin dapat mengidentifikasi potensi dan bakat individu dalam timnya. Melalui bimbingan dan pembinaan, seorang pemimpin membantu anggota tim berkembang dan mencapai kemampuan maksimal mereka.
7. Menciptakan kestabilan dan kepercayaan: Keberadaan seorang pemimpin yang andal dan konsisten membawa rasa kestabilan dan kepercayaan dalam organisasi. Hal ini penting untuk menjaga semangat anggota tim dan meningkatkan produktivitas.
8. Representasi dan negosiasi: Pemimpin seringkali bertindak sebagai perwakilan organisasi dan berperan dalam negosiasi dengan pihak eksternal. Kepemimpinan yang efektif dapat membantu membangun hubungan yang kuat dengan pemangku kepentingan eksternal.
B. Gaya Kepemimpinan
Menurut Thoha, (2007:49) gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Macam-macam gaya kepemimpinan antara lain: gaya kepemimpinan otokratik, gaya kepemimpinan demokratis, gaya kepemimpinan karismatik dan gaya kepemimpinan permisif. 5
Gaya kepemimpinan merupakan cara yang digunakan seseoang pemimpin untuk mempengaruhi perilaku bawahannya dimana gaya kepemimpinan ini bertujuanuntuk membimbing serta memotivasi karyawan sehingga diharapkan akan menghasilkan produktivitas yang tinggi. Gaya kepemimpinan dari seorang pemimpin akan sangat berpengaruh pada kinerja karyawan nya. Seorang pemimpin harus dapat memilih gaya kepemimpinan sesuai dengan situasi yang ada. 6
Apabila gaya kepemimpinan yang diterapkan benar dan tepat maka dapat mengarahkan pencapaian tujuan organisasi maupun perorangan. Dan sebaliknya apabila gaya kepemimpinan yang dipilih salah dan tidak sesuai dengan situasi yang ada maka akan dapat mengakibatkan sulitnya pencapaian tujuan organisasi. Maka dari itu seorang pemimpin harus pandai dalam melihat situasi serta kondisi untuk memilih gaya kepemimpinan yang terbaik.
Teori path-goal menurut Evans dan House dalam Thoha (2006:42) mengemukakan bahwa secara pokok teori path-goal ini menjelaskan tentang
5 Triyono, 2016, “Gaya Kepemimpinan Yang Efektif Dalam Upaya Meningkatkan Produktifitas Anggota Polresta Bandar Lampung” Jurnal Manajemen Magister , Vol. 02 No. 02, Hlm. 201.
6 Ali Imron Hamid, 2020, “Dialektika Komunika” Jurnal Kajian Komunikasi Dan Pembangunan Daerah, Vol . 8 No. 1.
adanya pengaruh perilaku pemimpin terhadap motivasi, kepuasan, dan pelaksanaan pekerjaan karyawannya. 7
Beberapa sifat yang dapat membantu dalam melakukan tugas nya sebagai seorang pemimpin. Sifat-sifat tersebut antara lain, intelejensi, merupakan kemampuan bicara, menafsir, dan bernalar yang kuat. Kepercayaan diri yaitu keyakinan akan kompetensi dan keahlian yang dimiliki. Determinasi, merupakan hasrat untuk menyelesaikan pekerjaan yang meliputi ciri seperti berinisiatif, kegigihan, memengaruhi, mengatur. Integritas, kualitas kejujuran dan dapat dipercaya oleh para anggota. Sosiabilitas merupakan kecenderungan pemimpin untuk menjalin hubungan yang menyenangkan, bersahabat, sopan, bijaksana, dan diplomatis. 8
Setiap pemimpin memiliki gaya kepemimpinan sendiri, yang tentunya berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Setiap gaya kepemimpinan memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri baik itu untuk organisasi, perusahaan ataupun lembaga. Berikut uraian terkait dengan macam-macam gaya kepemimpinan :
1. Kepemimpinan Demokratis
Kepemimpinan demokratis adalah pemimpin yang sebelum membuat keputusan memperhitungkan masukan-masukan yang diterima dari orang yang dipimpinnya. Masa yang dipimpin dapat menyuarakan pendapat mereka secara bebas. Dengan masukan yang diberikan, pemimpin dapat
7 Rendika Dio Siswanto Dan Djambur Hamid, 2017, “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan”, Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 42 No. 1, Hlm. 192.
8 Kunti Puspitasari, 2020, “Kapabilitas Dan Kepemimpinan Anies Baswedan Dalam Penanganan Banjir”, Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 18, No. 2, Hlm. 221-238.
melihat masalah dari sisi yang berbeda, sehingga dapat mengidentifikasi masalah dan menyelesaikan masalah yang sebenarnya. Selain itu, dengan mendengarkan masukan-masukan dari orang yang dipimpinnya, pemecahan masalah dirasa sebagai usaha bersama sehingga memperkuat kerja sama tim antara pemimpin dan orang yang dipimpinnya.
2. Kepemimpinan Otoriter
Jenis kepemimpinan otoriter ini adalah lawan dari kepemimpinan demokratis. Pemimpin dengan gaya ini merupakan pemimpin absolut. Gaya kepemimpinan ini bisa dilihat dari cara seorang pemimpin mengambil keputusan, tanpa memikirkan orang yang terdampak keputusan yang diambil. Selain itu, kebebasan berpendapat orang yang dipimpin pun sangat terbatas, hampir tidak ada, biasanya hanya mengandalkan rasa takut atau proses pendisiplinan yang kuat. Sangat jarang kepemimpinan cara ini berhasil di sebuah perusahaan saat ini.
Umumnya kepemimpinan seperti ini bisa ditemukan di instansi militer, dimana perintah dari atasan adalah hal yang absolut yang harus dipatuhi. Bukan berarti perwira dengan pangkat tinggi bisa melakukan hal seenaknya saja, tapi dalam dunia militer kepatuhan terhadap perintah dan SOP yang berlaku bisa berdampak keselamatan anggota dalam menjalankan operasinya.
3. Kepemimpinan Delegatif (Laissez-Faire)
Kepemimpinan delegatif adalah gaya kepemimpinan dimana seorang pemimpin memberikan otoritas kepada tim yang dipimpinnya dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya. Meski gaya kepemimpinan ini dapat meningkatkan kepercayaan dan kerja sama antara anggota tim dan pemimpinnya, namun diperlukan pengawasan agar tidak terjadi kebablasan kebebasan. Cara memimpin seperti ini umumnya dapat ditemukan pada perusaahaan start-up yang masih berkembang dan masih membangun budaya kerja yang dirasa sesuai dengan visi dan misi yang ingin dibangun.
4. Kepemimpinan Strategis
Gaya kepemimpinan strategis menempatkan dirinya antar tugas atau tujuan yang harus dicapai dan kesempatan untuk berkembang dari tugas yang diberikan. Pemimpin seperti ini akan berusaha mengimbangi dan memastikan bahwa kondisi kerja setiap orang tetap kondusif dan stabil.
5. Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan transaksional akan memberi imbalan (reward), jika tim yang dipimpinnya berhasil mengerjakan pekerjaan dengan kualitas yang memuaskan dan sesuai dengan target dan arahan. Imbalan bisa berupa insentif tambahan, makanan, atau uang untuk memotivasi tim yang dipimpinnya. Namun penting untuk diketahui bahwa imbalan atau reward
bukanlah cara yang tepat untuk menjaga motivasi kerja tim secara konsisten. Imbalan sebaiknya diberikan jika tim yang dipimpin mengerjakan proyek besar atau ada pekerjaan tambahan sebagai bentuk apresiasi. Pemberian imbalan pada kasus-kasus tersebut membuat tim yang kamu pimpin merasa diapresiasi dalam melaksanakan kerja dan tidak beranggapan kamu melakukan eksploitasi.
6. Kepemimpinan Transformasional
Pemimpin dengan gaya transfomasional selalu berupaya untuk mengubah timnya ke arah yang lebih baik. Perubahan ini bisa berupa penambahan skill set dan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan dengan lebih cepat. Awalnya tim yang dipimpin diberi tugas awal dengan beban kerja standar dan deadline pekerjaan yang cukup lama. Jika dirasa tim mulai bisa mengerjakan pekerjaan sesuai target, pemimpin mulai memberikan deadline yang lebih cepat.
Setelah itu, pemimpin mulai memberi tugas yang sedikit berbeda, dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi untuk diselesaikan, dan seterusnya. Pemimpin dengan gaya transformasional akan selalu mendorong timnya keluar dari zona nyaman dengan tugas baru dan menantang. Dengan memberikan tugas yang menantang diharapkan tim yang dipimpinnya dapat menyelesaikan tugas apapun secara efisien.
7. Kepemimpinan Karismatik
Pemimpin dengan gaya karismatik umumnya bisa menggerakan masa atau tim yang dipimpinnya secara alami untuk menggapai tujuannya. Umumnya karisma seseorang terbentuk dari lingkungan dimana orang tersebut tumbuh dan nilai-nilai sosial yang dianggap penting olehnya. Pemimpin karismatik bisa dibilang natural born leader. Sulit rasanya untuk mengubah seseorang pemimpin dengan gaya lain menjadi pemimpin yang berkarismatik.
8. Kepemimpinan Birokrasi
Satu kata untuk kepemimpinan jenis ini, aturan. Dalam menjalankan tugasnya memimpin sekelompok orang, pemimpin ini selalu mengacu pada SOP dan ketentuan yang berlaku. Umumnya gaya kepemimpinan seperti ini dapat ditemukan di perusahaan dengan budaya kerja tradisional, dimana hal seperti senioritas masih menjadi praktik umum. Kepemimpinan jenis ini tidak terlalu suka dengan perubahan dan cara out of the box dalam menyelesaikan permasalahan. Pendekatan yang dilakukan oleh pemimpin birokrasi umumnya bersifat konservatif dan sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan.
BAB II
Pembahasan
Saat ini Negara Indonesia akan segera menghadapi tahun politik, dimana pada tahun 2024 akan diselenggarakan pemilihan legislatif sekaligus pemilihan Eksekutif. Oleh karena itu saat ini masyarakat sedang mempertimbangkan calon ataupun perwakilan yang akan mereka pilih pada kesempatan ini. Tidak terkecuali kandidat calon presiden Republik Indonesia.
Pada tulisan ini, penulis ingin menyampaikan analisis gaya kepemimpinan pada beberapa kandidat bakal calon Presiden Republik Indonesia pada Pemilihan Umum 2024 yaitu : Letnan Jenderal TNI (Purn.) H. Prabowo Subianto Djojohadikusumo, H. Ganjar Pranowo, S.H, M.IP dan dan H. Anies Rasyid Baswedan, S.E., M.P.P., Ph.D.
A. Gaya Kepemimpinan Prabowo Subianto
Letnan Jenderal TNI (Purn.) H. Prabowo Subianto Djojohadikusumo dengan nama asli Prabowo Subianto. Prabowo lahir di Jakarta pada 17 Oktober 1951 dan merupakan anak ketiga dan putra pertama dari bapaknya Soemitro Djojohadikusumo yang berasal dari Kebumen, Jawa Tengah dan ibunya Dora Marie Sigar. Ayah Prabowo seorang pakar ekonomi dan politisi Partai Sosialis Indonesia yang waktu itu baru selesai menjabat jadi Menteri Perindustrian di Kabinet Natsir April 1952. Prabowo memiliki dua orang kakak perempuan, Biantiningsih Miderawati dan Maryani Ekowati dan seorang adik lelaki, Hashim Djojohadikusumo
Masa kecilnya hampir dihabiskan di luar negeri, dengan menyelesaikan pendidikan dasar dalam waktu 3 tahun di Victoria Institution,
Kuala Lumpur, Sekolah Menengah di Zurich International School, Zurich, pada tahun 1963-1964, SMA di American School, London dengan waktu 1964-1967. Kemudian 1970 Prabowo masuk Akademi Militer Nasional, Magelang. Prabowo menikah dengan Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto Mei 1983 dan berpisah 1998. Prabowo dikaruniai anak, yaitu Ragowo "Didiet" Hediprasetyo, tumbuh besar di Boston, AS dan sekarang tinggal di Paris, Perancis menjadi desainer.
Sosok Prabowo dapat mempengaruhi untuk mendapatkan tujuan dari sebuah organisasi, kepemimpinan dimiliki Prabowo Subianto yang kini menduduki posisi Menteri Pertahanan (Menhan) Republik Indonesia yang sebelumnya sangat berpengalaman menjadi seorang pemimpin dalam bidang militer, politik dan bisnis.
Prabowo memiliki gaya kepemimpinan demokratis yang dapat diterapkan sesuai dengan situasi dan kondisi. Melalui gaya kepemimpinan Prabowo Subianto terdapat pesan yang dapat diambil salah satunya adalah tegas, mengambil keputusan cepat dan cermat. Kepemimpinan Prabowo Subianto menerapkan sistem Benevolent Authoritative, yaitu sistem yang memiliki arti sistem kepemimpinan yang mempunyai kepercayaan kepada bawahan.
Prabowo menunjukkan karakter kepemimpinan melalui pendidikan atau pengalaman serta lingkungannya. Prabowo mempunyai bakat kepemimpinan dari ayah dan kakeknya kemudian bakat yang diwarisi tersebut dikembangkan melalui pendidikan dan terus mengasah bakat kepemimpinan dimulai dari berkarier di TNI, memimpin perusahaan yang
dimiliki, menjadi ketua partai dan saat ini menjadi Menteri Pertahanan Indonesia.
Prabowo mengakui cara kepemimpinan yang ada padanya banyak terpengaruh dari ajaran dan budaya masyarakat Tiongkok. Prabowo mengatakan salah satu kalimat masyarakat Tiongkok yang di pegang teguh, yaitu "Seribu kawan terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak", dan Prabowo juga mengaku menghormati sejarah peradaban masyarakat Tiongkok yang berlangsung selama ribuan tahun dan banyak belajar dari kebudayaan mereka.
Prabowo merupakan calon presiden yang disebut sebagai sosok yang populistik. Pertama, Prabowo berpidato mengungkapkan rasa simpatiknya terhadap rakyat seperti menggebrak meja ketika berpidato. Kedua, yaitu dengan mendongkrak emosional rakyat dengan mengungkap keadaan rakyat dan negara yang menderita, Yang ketiga, Prabowo mempertentangkan rakyat versus elit dengan menempatkan elit pada pihak yang sangat-sangat merugikan banyak rakyat.
Prabowo mempunyai keyakinan yang besar untuk dapat memperbaiki keadaan Indonesia dengan bentuk pemerintahan yang baik dengan berisikan orang-orang hebat didalamnya, namun tetap dengan sifat rendah hati sekaligus kebenaran yang dijalani dan yakin bahwa Tuhan turut membelanya dihadapan ketidakbenaran.
Prabowo dikenal sebagai pribadi yang tegas dan menjalankan ekonomi rakyat guna mengembalikan posisi kemajuan ekonomi di Indonesia sebagai “Macan Asia” seperti yang pernah diraih Indonesia saat rezim Orde Baru berkuasa. Prabowo juga digambarkan sebagai seseorang yang
memperhatikan persoalan dalam hal kebangsaan, khususnya tentang ekonomi masyarakat menengah ke bawah.
Kepemimpinan karismatik Prabowo yang pemberani, teguh pendirian, nasionalis, patriotik dan pengalamannya sebagai militer (mantan Jenderal Kopassus TNI dan terjun pada operasi militer di Timor-Timur), kejujuran, amanat, kedermawanan dan kerendahan hati, juga dapat meningkatkan daya tarik dan simpati seluruh rakyat indonesia terhadap total suara calon presiden (capres)/ calon presiden (cawapres).
Prabowo dinilai memiliki etika baik dan ikhlas bekerja untuk kesejahteraan rakyat kecilnya dan dikatakan mampu memulihkan sumber daya alam kerena banyak dikelola asing. Orang- orang percaya bahwa dengan gaya kepemimpinan dan kepribadian Prabowo, mereka akan mampu menentang campur tangan asing dalam perkembangan di indonesia dan dapat menangkal perselisihan terhadap kelompok, etnis dan agama.
Gaya kepemimpinan Prabowo juga cenderung otoriter dan mengutamakan hierarki. Dia memiliki latar belakang militer, yang mempengaruhi cara pandang dan pendekatannya dalam memimpin. Gaya ini dapat membuatnya lebih tegas dalam mengambil keputusan dan menentukan arah, namun juga dapat menyebabkan rendahnya partisipasi dan keterlibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan.
Prabowo memiliki karisma yang kuat dan mampu mempengaruhi massa pendukungnya. Dia dapat menarik perhatian publik dengan pidato-pidato yang menginspirasi, namun juga seringkali menuai kontroversi karena retorikanya yang tajam. Fokus pada keamanan dan pertahanan: Karena latar
belakang militer, Prabowo cenderung memiliki fokus yang kuat pada isu keamanan dan pertahanan negara. Dia menekankan pentingnya membangun kekuatan militer yang tangguh dan memastikan kedaulatan negara.
Prabowo juga dikenal sebagai politisi yang populis, artinya dia dapat berbicara dan berinteraksi dengan berbagai lapisan masyarakat. Dia sering mengunjungi daerah-daerah terpencil dan berbicara langsung dengan masyarakat, sehingga mendapatkan dukungan dari berbagai kalangan.
B. Gaya Kepemimpinan Ganjar Pranowo
H. Ganjar Pranowo, SH., M.I.P. atau akrab dikenal dengan nama Ganjar Pranowo saat ini menjabat sebagai Gubernur Provinsi Jawa Tengah yang dikenal mempunyai sifat yang tegas dan cerdas serta sikap yang santun. Ganjar Pranowo adalah penduduk asli Jawa Tengah, beliau lahir di Desa Tawangmangu, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah pada tanggal 28 Oktober tahun 1968, dilahirkan dari ibunya yang bernama Sri Suparmi dan ayahnya yang bernama Sugeng Parmudji. Beliau anak ke lima dari enam bersaudara sudah menikah dengan Hj. Siti Atikoh Suprianti, STP, MT, MPP dan dikaruniai satu anak laki-laki bernama Muhammad Zinedine Alam Ganjar yang lahir pada tahun 2003.
Ganjar Pranowo merupakan sosok Gubernur yang memiliki karakteristik kepemimpinan yang tegas, namun juga dikenal santun dan selalu dekat dengan rakyatnya. Tidak heran jika disukai oleh masyarakat di Jawa Tengah.
Ciri dari kepemimpinan adalah mempengaruhi satu manusia ke manusia lainnya. Setiap pemimpin pasti mempunyai ciri tersendiri. Ganjar adalah seorang tokoh atau pemimpin yang saat ini menjadi sorotan masyarakat, tetapi perhatian tersebut memudar ketika beliau tertuduh kasus korupsi KTP elektronik. Ganjar sendiri dinilai masyarakat sangat mengayomi, terutama di mata pencaharian masyarakat.
Rakyat sangat menaruh ekspetasi lebih kepada Ganjar Pranowo untuk terjadinya perubahan yang mengarah kepada kemajuan di seluruh bidang. Beliau dipandang oleh rakyat mempunyai kemampuan untuk memenuhi ekspetasi atau harapan rakyat karena sosoknya yang dikenal berani bertindak, sangat responsif, muda, sangat berenergi, merupakan pekerja keras, dikenal sebagai sosok yang cerdas, lurus, idealis.
Selain blusukan salah satu cara Ganjar berkomunikasi dengan masyarakat publik melalui media sosial, media sosial yang sering digunakan sendiri adalah instagram dan twitter, cara yang digunakan oleh Ganjar Pranowo mendapat respon yang baik dari masyarakat. Melalui media sosial tersebut Ganjar menggunakannya sebagai sarana yang berhubungan dengan tugas kepala daerah seperti menerima keluhan dari masyarakat, memberi info melalui media sosial, melaporkan kondisi terkini seperti perbaikan jalan dan lainnya.
Dalam kepemimpinannya Ganjar berhasil mendorong tumbuhnya lembaga keuangan, mensejahterakan tani dengan memberi kartu tani, mengembangan pengelolaan angkutan jalan dan lalu lintas, penanganan jalan
berlubang yang biasanya di laporkan masyarakat melalui media sosial, pungli sudah semakin berkurang karena tegasnya beliau pada saat memimpin.
Peran beliau dalam memajukan Jawa Tengah sangat terlihat, banyak sekali yang dilakukan beliau dalam rangka penghubung antara daerah dan pusat, hal ini membuat program yang ada di pusat dan yang ada di daerah sama rata atau selaras. Keberhasilan beliau merupakan sebuah jembatan perubahan yang akan merubah Jawa Tengah ke arah maju dan lebih baik.
C. Gaya Kepemimpinan Anies Baswedan
Anies Baswedan atau yang memiliki nama lengkap Anies Rasyid Baswedan. Anies Baswedan lahir pada tanggal 7 Mei 1969 di Kuningan, Jawa Barat. Anies terlahir dari keluarga yang berpendidikan. Beliau ialah anak laki laki pertama dari Drs. Rasyid Baswedan, S.U. beliau merupakan Dosen Fakultas Ekonomi di UII. Ibu Anies Baswedan bernama Prof. Dr. Aliyah Rasyid, M.Pd. beliau merupakan Dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) di UNY serta Guru Besar disana.
Gaya kepemimpinan dari Anies Baswedan merupakan gaya kepemimpinan yang karismatik. Dimana gaya kepemimpinan karismatik dan demokratif merupakan gaya yang beliau gunakan dalam mempersuasi anggota serta para penduduk untuk dapat bekerja sama menyokong program-program kampanye dan pemerintah Ibu Kota. Gaya komunikasi yang lebih kalem serta lebih mengena untuk mayoritas penduduk yang beliau pimpin.9
9 Donna Alvita Ellora & Lasmery RM Girsang, 2019, “Pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan”, Jurnal Semiotika, Vol. 12, No. 2, Hlm. 115-133.
Gaya kepemimpinan yang karismatik ini lebih mudah diterima oleh masyarakat, karena gaya karismatik ini menerapkan kedekatan serta keterbukaan pemimpin dengan masyarakat. Dimana masyarakat dapat bertemu langsung dan berinteraksi secara langsung dengan pemimpin nya. Maka dari itu akan muncul kedekatan serta kepercayaan masyarakat kepada pemimpin nya.
Selain karismatik, Anies juga menerapkan gaya kepemimpinan yang berupa demokratis yang mana dalam gaya kepemimpinan ini beliau dapat dengan baik dalam mempengaruhi orang lain agar dapat bisa bekerja sama demi tercapainya tujuan yang mana telah di rancang sebelumnya secara kelompok bersama sama dan telah ditentukan menjadi tujuan serta keputusan bersama. Adapun dalam kepemimpinan yang demokratis, pemimpin memiliki wewenang yang tidak mutlak yang mana seorang pemimpin dapat bersedia memberikan beberapa wewenang kepada bawahannya dan selalu berdiskusi dalam membuat kebijakan sehinmgga terjalin komunikasi yang baik antara soreang pemmpin terserbut dengan masyarakatnya atau anggotanya. 10
Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei terbaru mereka soal Pilpres 2024. Salah satu yang menarik diamati dalam survei itu adalah soal dukungan Generasi Milenial dan Gen Z kepada calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (cawapres). Peta kompetisi Pilpres ini dibuat LSI berdasarkan hasil survei yang mereka lakukan pada 1-8 Juli 2023. Mereka
10 Besse Mattayang, Tipe Dan Gaya Kepemimpinan ( Kota Plopo, 2019 ), Jurnal Of Economic Management And Accounting , Vol 2 Hlm 48
melakukan survei dengan cara mewawancarai 1242 responden yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah memiliki memiliki hak pilih.
Wawancara dilakukan melalui sambungan telepon dengan pemilihan responden menggunakan metode Random Digit Dialing (RDD) atau pembangkitan nomor telepon secara acak. LSI memperkirakan tingkat error pada kurang lebih 2,8 persen dan tingkat kepercyaan sebesar 95 persen.
Generasi Milenial dan Gen Z dinilai akan memiliki andil penting dalam Pemilu 2024. Pasalnya, menurut Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang ditetapkan KPU pada 2 Juli lalu, jumlah pemilih muda mencapai 52 persen atau 106.358.447 jiwa dari total 204.807.222 jiwa pemilih.
Secara umum, hasil survei LSI itu menunjukkan Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo menjadi dua capres dengan elektabilitas tertinggi saat ini sementara Anies Baswedan tertinggal cukup jauh. Prabowo yang diusung oleh Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) unggul dalam berbagai simulasi yang mereka lakukan akan tetapi Ganjar masih membayangi dengan elektabilitas yang tak terlampau jauh.
Misalnya dalam simulasi 19 nama. Prabowo hanya unggul tipis dari Ganjar Pranowo. Hal tersebut terlihat dari simulasi 19 nama yang hasilnya sebagai berikut:
1. Prabowo Subianto - 25,3 persen
2. Ganjar Pranowo - 25,1 persen
3. Anies Baswedan - 15,4 persen
Sementara 16 nama lainnya memiliki elektabilitas di bawah 5 persen. Tetapi, hasil survei juga memperlihatkan masih ada 9,8 persen masyarakat yang menyatakan belum menentukan pilihan.
Simulasi 3 nama yang dilakukan LSI juga menunjukkan persaingan ketat antara Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo bersaing ketat. Berikut hasilnya:
1. Prabowo Subianto - 35,8 persen
2. Ganjar Pranowo - 32,2 persen
3. Anies Baswedan - 21,4 persen
Meskipun demikian, masih ada 10,6 persen masyarakat yang belum menentukan pilihan.
Dari sisi usia pemilih, Prabowo unggul di kalangan pemilih Gen Z dan Generasi Milenial. Sementara Ganjar yang diusung oleh PDIP, PPP, Partai Hanura dan Partai Perindo, unggul di kalangan Generasi X. Anies Baswedan yang diusung oleh Partai NasDem, Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kalah di semua kategori usia ini.
Prabowo unggul di kalangan pemilih di bawah usia 21 tahun cukup telak. Menurut hasil survei itu, dia memiliki elektabilitas 46,5 persen sementara Ganjar 35,7 persen. Anies Baswedan di sisi lain hanya memiliki elektabilitas sebesar 14,1 persen di kelompok pemilih dengan usia ini. Sisanya, tidak menjawab atau belum menentukan pilihan.
Di kalangan pemilih berusia 21-25 tahun, elektabilitas Prabowo Subianto juga masih cukup kuat
dengan 39,1 persen. Anies Baswedan menyalip posisi Ganjar untuk kategori ini dengan elektabilitas sebesar 28,2
persen berbanding 24,7 persen. Sisanya, tidak menjawab atau belum menentukan pilihan.
Untuk kalangan pemilih berusia 26-40 tahun Prabowo juga masih unggul dengan elektabilitas sebesar 39,5 persen. Ganjar Pranowo menempati posisi kedua dengan 32,3 persen sementara Anies 21,7 persen. Sisanya, tidak menjawab atau belum menentukan pilihan.
LSI juga menyajikan data soal pilihan Generasi Milenial dan Gen Z terhadap tokoh-tokoh yang akan menjadi calon wakil presiden. Terdapat 11 capres yang mereka perhitungkan dalam paparan data tersebut, mulai dari Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Erick Thohir, Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, Gibran Rakabuming Raka, Khofifan Indar Parawansa hingga Yenny Wahid.
Hasilnya, Persaingan ketat diperlihatkan tiga nama, yaitu Erick Thohir, Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno. Di kalangan pemilih berusia kurang dari 21 tahun Ridwan menduduki tempat teratas dengan 26,9 persen sementara Erick berada di posisi kedua dengan 18,8 persen, bersaing dengan Sandiaga yang memiliki elektabilitas 16,1 persen.
Ridwan Kamil kembali unggul di kalangan pemilih dengan rentang usia 22-25 tahun. Gubernur Jawa Barat itu memiliki elektabilitas 21,7 persen sementara Erick mengantongi 17,3 persen. Yang menarik, AHY menempati posisi ketiga di kategori usia ini dengan 13,1 persen sementara Sandiaga menempati posisi keempat dengan 11,2 persen.
Erick Thohir baru unggul di kalangan pemilh dengan usia 26-40 tahun. Menteri BUMN ini, menurut survei itu, mengantongi elektabilitas
sebesar 20,8 persen. Ridwan Kamil berada di posisi kedua dengan 15,5 persen. Kejutan terjadi di pemilih dengan kategori usia ini karena Wali Kota Solo sekaligus putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, menempati posisi ketiga dengan 12,9 persen. Sandiaga Uno berada di posisi keempat dengan 12,1 persen.
Akan tetapi tingkat pemilih yang belum menentukan pilihan terhadap sosok cawapres masih cukup tinggi. Dari tiga kategori usia di atas, LSI mencatat masih terdapat 10,2 hingga 12,7 persen pemilih Generasi Milenial dan Gen Z yang belum menentukan pilihan.
Secara umum, Ridwan Kamil, Erick Thohir dan Sandiaga Uno menempati posisi tiga teratas dalam berbagai simulasi yang dilakukan LSI. Dalam simulasi 12 nama misalnya, Erick unggul dengan 18,5 persen sementara Ridwan Kamil di posisi kedua dengan 16,6 persen dan Sandiaga Uno di posisi ketiga dengan 11 persen. Posisi keempat diisi oleh AHY dengan 10 persen dan di bawahnya terdapat Gibran Rakabuming Raka dengan 9 persen.
Peta persaingan Pilpres 2024 ini masih sangat mungkin berubah. Pasalnya, setiap calon presiden masih belum menentukan pilihan siapa yang akan mendampinginya. Anies Baswedan misalnya, meskipun disebut telah mengantongi satu nama masih menyimpan siapa sosok cawapres pendampingnya. Sementara Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto masih belum menentukan satu pilihan dari sejumlah nama yang beredar.
BAB III
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Pada dasarnya, semua kandidat calon presiden untuk tahun 2024 memiliki kemampuan dasar terkait seluruh model kepemimpinan atau setidaknya memiliki pengetahuan untuk itu. Hal ini dibutuhkan untuk kondisi situasional dimana dalam penyelenggaraan Negara dibutuhkan salah satu model kepemimpinan tertentu untuk diterapkan terkait dengan kondisi tertentu yang mengakibatkan model kepemimpinan tersebut harus diterapkan (situasional).
Berdasarkan data survei diatas dan pemikiran pribadi penulis dari hasil analisis model kepemimpinan dari ketiga kandidat calon Presiden pada bab sebelumnya, penulis beranggapan bahwa Letjen (Purn) Prabowo Subianto adalah kandidat yang paling berpotensi untuk dipilih rakyat. Prabowo untuk saat ini unggul pada hampir semua survei yang dilakukan oleh lembaga survei dan mendapatkan dukungan yang kuat dari berbagai kalangan. Gaya kepemimpinan yang dijalankan oleh Prabowo dinilai mampu untuk membawa Indonesia menjadi lebih maju dan berdaulat di masa mendatang.
B. Saran
Cara kepemimpinan seorang Prabowo Subianto sudah diakui banyak masyarakat dengan banyaknya pembuktian dan penghargaan yang beliau raih. Terlepas dari itu semua, kelebihannya menjadikan point yang menonjol dalam kontribusi bagi negara dan masyarakat. Saran dari penulis adalah untuk memperbaiki dan mengontrol emosi. Sifatnya yang kadang sinisme dan populisme pasti disorot oleh media massa. Akan tetapi, dari pandangan saya pribadi Prabowo Subianto tetap berusaha mencoba yang terbaik dan memperbaiki diri dan tetap membawa diri kearah yang positif terhadap kepemimpinannya.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan Y., 2021, Hukum Internasional: Sebuah Pendekatan Modern, LP3M UMY.
Gunawan Y., 2014, Transboundary Haze Pollution in the Perspective of International Law of State Responsibility, Jurnal Media Hukum, Vol 21, No 2, Yogyakarta.
Aisyah N., dkk, “Gaya Kepemimpinan Anies Baswedan Dalam Membentuk Gerakan Indonesia Mengajar Sebagai Langkah Untuk Peningkatan Mutu Pendidikan Di Indonesia”.
Imron H. A., 2020,“Dialektika Komunika” Jurnal Kajian Komunikasi dan Pembangunan Daerah, Vol . 8 No. 1.
Asnawi Sahlan, 1999, Semangat Kerja Dan Gaya Kepemimpinan, Jurnal Psikologi, hlm. 88, Jakarta
Ritonga, Alwi Dahlan, 2020, “Mencermati Populisme Prabowo sebagai Bentuk Gaya Diskursif saat Kampanye Politik pada Pemilihan Presiden 2019”, Jurnal Ilmu Politik, Vol. 12, No. 1.
Charonni, Sani, 2020, “Punya Kedekatan dengan Edhy Prabowo, Berikut Profil Lengkap Prabowo Subianto”, diakses dari: https://beritadiy.pikiran- 12 rakyat.com/entertainment/pr-701017431/punya-kedekatan-dengan-edhyprabowo-berikut-profil-lengkap-prabowo-subianto
Alkomari, 2020, "Analisis Komunikasi Krisis Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo Menghadapi Pandemi Covid 19", Journal of Strategic Communication, Vol. 11, No. 1.





