KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah “PELUANG KEMENANGAN CALON PRESIDEN REPIBLIK INDONESIA TAHUN 2024 MENURUT GAYA KEPEMIMPINANNYA” ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiraan maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Terlebih lagi pengetahuan tentang Peluang Kemenangan Calon Presiden Republik Indonesia Tahun 2024 Menurut Gaya Kepemimpinannya.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karna keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Kami untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Baturaja, Juli 2023
Penyusun
DAFTAR ISI
Judul
Halaman.................................................................................................. 1
Kata Pengantar................................................................................................. 2
Daftar Isi.......................................................................................................... 3
Bab I Pendahuluan........................................................................................... 4
A. Latar Belakang.................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah................................................................................ 11
C. Tujuan.................................................................................................. 11
Bab II Pembahasan........................................................................................... 12
A. Gaya Kepemimpinan Prabowo Subianto.............................................. 12
B. Gaya Kepemimpinan Ganjar Pranowo................................................. 17
C. Gaya Kepemimpinan Anis Baswedan.................................................. 20
Bab III Penutup................................................................................................ 24
A. Kesimpulan........................................................................................... 24
B. Saran..................................................................................................... 25
Daftar Pustaka....................................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kepemimpinan secara harfiah berasal dari kata pimpin. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Pemimpin mempunyai tanggung jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan setiap orang mempunyai kesamaan di dalam menjalankan kepemimpinannya.
Menurut Kreitner & Kinicki menyatakan bahwa kepemimpinan (leadership) didefinisikan sebagai “Suatu proses pengaruh sosial dimana peran pemimpin untuk mengusahakan partisipasi sukarela dari para bawah-annya dalam suatu target guna mencapai tujuan organisasi”[1]. Sedangkan arti kepemimpinan berdasarkan A Robert Baron ialah “ Leadership is the process whereby oone individual influences or her group members toward the attainment of defined group or organizational goals. ”Kepemimpinan merupakan proses dimana individu memberikan pengaruh anggota kelompok lain tentang perolehan tujuan yang telah diputuskan oleh kelompok atau organisasi[2]. Definisi lainnya menurut Mc Shane bahwa ‘kepemimpinan adalah kemampuan untuk memberi dampak, mendorong dan memungkinkan orang lain agar berkontribusi pada keefektifan dan kesuksesan organisasi dimana mereka merupakan anggotanya”[3].
Kepemimpinan adalah suatu kemampuan yang melekat pada diri seseorang yang memimpin yang tergantung dari macam-macam faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Kepemimpinan adalah keterampilan dan kemampuan seseorang mempengaruhi perilaku orang lain, baik yang kedudukannya lebih tinggi maupun lebih rendah daripada dirinya dalam berpikir dan bertindak agar perilaku yang semula mungkin individualistik dan egosentrik berubah menjadi perilaku organisasional.
Kepemimpinan organisasi dalam birokrasi pemerintahan dapat didefinisikan sebagai suatu proses mempengaruhi para pegawai/aparatur untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan mengarahkan organisasi agar lebih kompak dan kondusif, dengan menerapkan konsep, nilai, etika, karakter, pengetahuan dan keterampilan. Berdasarkan pengertian ini, pimpinan belum dapat disebut pemimpin. Pemimpin dapat mempengaruhi para pegawai untuk mencapai tujuan, sementara pimpinan hanya mampu memberikan perintah.
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu organisasi karena sebagian besar keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi ditentukan oleh kepemimpinan dalam organisasi tersebut. Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan. Pemimpin pertama-tama harus seorang yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Secara sederhana pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu.
Pemimpin dalam sebuah organisasi memiliki peranan penting dalam mengarahkan dan mempengaruhi para bawahannya. Tanpa adanya orang yang mengatur dan mengarahkan suatu organisasi niscaya organisasi tersebut dapat mencapai tujuannya sesuai dengan visi dan misinya. Oleh sebab itu, diperlukan figur seorang pemimpin untuk dapat mengelola dan mengatur organisasi untuk mencapai tujuan-tujuannya.
Tujuan kepemimpinan pemerintahan di Indonesia sejalan dengan cita-cita bangsa yaitu terwujudnya masyarakat Pancasila, yaitu masyarakat maju yang adil dan makmur materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila (Tujuan Nasional).
Menurut Kadarusman, kepemimpinan (Leadership) dibagi tiga, yaitu: (1) Self Leadership; (2) Team Leadership; dan (3) Organizational Leadership. Self Leadership yang dimaksud adalah memimpin diri sendiri agar jangan sampai gagal menjalani hidup. Team Leadership diartikan sebagai memimpin orang lain. Pemimpinnya dikenal dengan istilah team leader (pemimpin kelompok) yang memahami apa yang menjadi tanggung jawab kepemimpinannya, menyelami kondisi bawahannya, kesediaannya untuk meleburkan diri dengan tuntutan dan konsekuensi dari tanggung jawab yang dipikulnya, serta memiliki komitmen untuk membawa setiap bawahannya mengeksplorasi kapasitas dirinya hingga menghasilkan prestasi tertinggi. Sedangkan organizational leadership dilihat dalam konteks suatu organisasi yang dipimpin oleh organizational leader (pemimpin organisasi) yang mampu memahami nafas bisnis perusahaan yang dipimpinnya, membangun visi dan misi pengembangan bisnisnya, kesediaan untuk melebur dengan tuntutan dan konsekuensi tanggung jawab sosial, serta komitmen yang tinggi untuk menjadikan perusahaan yang dipimpinnya sebagai pembawa berkah bagi komunitas baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional.
Ada beberapa teori yang membahas kepemimpinan, yaitu teori karakter, teori perilaku, teori kemungkinan, teori situasional, dan teori jalur-tujuan.
Gaya kepemimpinan atau style of leadership merupakan cara seorang pemimpin melaksanakan fungsi kepemimpinannya atau menjalankan fungsi managemennya dalam memimpin bawahanannya. Adapun gaya-gaya kepemimpinan yaitu sebagai berikut :
1. Gaya Kepemimpinan Demokratis;
Gaya kepemimpinan demokratis adalah suatu kemampuan dalam mempengaruh orang lain agar dapat bersedia untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dengan berbagai cara atau kegiatan yang dapat dilakukan dimana ditentukan bersama antara bawahan dan pimpinan. Gaya tersebut terkadang disebut sebagai gaya kepemimpinan yang terpusat pada anak buah, kepemimpinan dengan adanya kesederajatan, kepemimpinan partisipatif atau konsultatif. Pemimpin yang berkonsultasi kepada anak buahnya dalam merumuskan suatu tindakan putusan bersama.
Adapun ciri-ciri dari gaya kepemimpinan demokratis ini yaitu memiliki wewenang pemimpin yang tidak mutlak, pimpinan bersedia dalam melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan, kebijakan dan keputusan itu dibuat bersama antara bawahan dan pimpinan, komunikasi dapat berlangsung dua arah dimana pimpinan ke bawahan dan begitupun sebaliknya, pengawasan terhadap (sikap, perbuatan, tingkah laku atau kegiatan) kepada bawahan dilakukan dengan wajar, prakarsa bisa datang dari bawahan atau pimpinan, bawahan memiliki banyak kesempatan dalam menyampaikan saran atau pendapat dan tugas-tugas yang diberikan kepada bawahan bersifat permintaan dengan mengenyampingkan sifat instruksi, dan pimpinan akan memperhatikan dalam bertindak dan bersikap untuk memunculkan saling percaya dan saling menghormati.
2. Gaya Kepemimpinan Delegatif;
Gaya kepemimpinan delegatif memiliki ciri-ciri yaitu pemimpin akan jarang dalam memberikan arahan, pembuat keputusan diserahkan kepada bawahan, dan anggota organisasi tersebut diharapkan bisa menyelesaikan segala permasalahannya sendiri. Gaya kepemimpinan delegatif ini memiliki ciri khas dari perilaku pemimpin didalam melakukan tugasnya sebagai pemimpin. Dengan demikian, maka gaya kepemimpinan seorang pemimpin akan sangat dipengaruhi adanya karakter pribadinya. Kepemimpinan delegatif merupakan sebuah gaya kepemimpinan yang dijalankan oleh pimpinan untuk bawahannya yang mempunyai kemampuan, agar bisa menjalankan aktivitasnnya yang untuk sementara waktu tak bisa dilakukan oleh pimpinan dengan berbagai macam sebab. Gaya kepemimpinan delegatif ini sangat cocok dilakukan kalau staff yang dimiliki ternyata mempunyai motivasi dan kemampuan yang tinggi. Dengan demikian pimpinan tak terlalu banyak dalam memberikan perintah kepada bawahannya, bahkan pemimpin akan lebih banyak dalam memberikan dukungan untuk bawahannya.
3. Gaya Kepemimpinan Birokratis;
Gaya kepemimpinan birokratis ini dilukiskan dengan pernyataan "Memimpin berdasarkan adanya peraturan". Perilaku memimpin yang ditandai dengan adanya keketatan pelaksanaan suatu prosedur yang telah berlaku untuk pemimpin dan anak buahnya. Pemimpin yang birokratis, secara umum akan membuat segala keputusan itu berdasarkan dari aturan yang telah berlaku dan tidak ada lagi fleksibilitas. Segala kegiatan mesti terpusat pada pemimpin dan sedikit saja diberikan kebebasan kepada orang lain dalam berkreasi dan bertindak, itupun tak boleh melepaskan diri dari ketentuan yang sudah berlaku. Adapun beberapa ciri gaya kepemimpinan birokratis ialah Pimpinan akan menentukan segala keputusan yang berhubungan dengan seluruh pekerjaan dan akan memerintahkan semua bawahan untuk bisa melaksanakannya; Pemimpin akan menentukan semua standar tentang bagaimana bawahan akan melakukan tugas; Adanya sanksi yang sangat jelas kalau seorang bawahan tidak bisa menjalankan tugas sesuai dengan standar kinerja yang sudah ditentukan.
4. Gaya Kepemimpinan Laissez Faire;
Gaya ini akan mendorong kemampuan anggota dalam mengambil inisiatif. Kurang interaksi dan kontrol yang telah dilakukan oleh pemimpin, sehingga gaya tersebut hanya dapat berjalan jika bawahan mampu memperlihatkan tingkat kompetensi dan keyakinan dalam mengejar tujuan dan sasaran yangcukup tinggi. Dalam gaya kepemimpinan ini, pemimpin sedikit sekali dalam menggunakan kekuasaannya atau sama sekali telah membiarkan anak buahnya untuk berbuat dalam sesuka hatinya.
5. Gaya Kepemimpinan Otoriter/ Authoritarian;
Adalah gaya pemimpin yang telah memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang ingin diambil dari dirinya sendiri dengan secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab akan dipegang oleh si pemimpin yang bergaya otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya sekedar melaksanakan tugas yang sudah diberikan. Tipe kepemimpinan yang otoriter biasanya mengarah kepada tugas. Artinya dengan adanya tugas yang telah diberikan oleh suatu lembaga atau suatu organisasi, maka kebijaksanaan dari lembaganya ini mesti diproyeksikan dalam bagaimana ia dalam memerintah kepada bawahannya agar mendapatkan kebijaksanaan tersebut dapat tercapai dengan baik. Di sini bawahan hanyalah menjadi suatu mesin yang hanya sekedar digerakkan sesuai dengan kehendaknya sendiri, inisiatif yang datang dari bawahan sama sekali tidak pernah sekalipun diperhatikan.
6. Gaya Kepemimpinan Kharismatik;
Kelebihan dari gaya kepemimpinan karismatis ini ialah mampu menarik orang. Mereka akan terpesona dengan cara berbicaranya yang akan membangkitkan semangat. Biasanya pemimpin dengan memiliki gaya kepribadian ini akan visionaris. Mereka sangat menyenangi akan perubahan dan adanya tantangan. Mungkin, kelemahan terbesar dari tipe kepemimpinan model ini dapat di analogikan dengan peribahasa Tong Kosong yang Nyaring Bunyinya. Mereka hanya mampu menarik orang untuk bisa datang kepada mereka. Setelah beberapa lama kemudian, orang-orang yang datang tersebut akan kecewa karena adanya ketidak-konsisten-an. Apa yang telah diucapkan ternyata tidak dilakukan. Ketika diminta dalam pertanggungjawabannya, si pemimpin akan senantiasa memberikan alasan, permintaan maaf, dan janji.
7. Gaya Kepemimpinan Diplomatis;
Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis ini terdapat di penempatan perspektifnya. Banyak orang seringkali selalu melihat dari satu sisi, yaitu pada sisi keuntungan dirinya. Sisanya, melihat dari sisi keuntungan pada lawannya. Hanya pemimpin dengan menggunakan kepribadian putih ini yang hanya bisa melihat kedua sisi dengan jelas, Apa yang dapat menguntungkan dirinya dan juga dapat menguntungkan lawannya. Kesabaran dan kepasifan merupakan kelemahan pemimpin dengan menggunakan gaya diplomatis ini. Umumnya, mereka sangat begitu sabar dan sanggup dalam menerima tekanan. Mereka dapat menerima perlakuan yang tak menyenangkan tersebut, tetapi pengikut-pengikutnya tidak menerimanya. Dan seringkali hal inilah yang membuat para pengikutnya akan meninggalkan si pemimpin.
8. Gaya Kepemimpinan Moralis;
Kelebihan dari gaya kepemimpinan moralis seperti ini ialah pada umumnya Mereka hangat dan sopan untuk semua orang. Mereka mempunayi empati yang tinggi terhadap segala permasalahan dari para bawahannya, juga sabar, murah hati Segala bentuk kebajikan-kebajikan ada dalam diri pemimpin tersebut. Orang — orang akan datang karena kehangatannya terlepas dari semua kekurangannya. Kelemahan dari pemimpinan seperti ini ialah emosinya. Rata-rata orang seperti ini sangatlah tidak stabil, terkadang dapat tampak sedih dan sangat mengerikan, kadang pula bisa saja sangat begitu menyenangkan dan bersahabat.
9. Gaya Kepemimpinan Administratif;
Gaya kepemimpinan tipe ini akan terkesan kurang inovatif dan terlalu kaku dalam memandang aturan. Sikapnya sangat konservatif serta kelihatan sekali takut di dalam mengambil resiko dan mereka cenderung akan mencari aman.
10. Gaya kepemimpinan analitis (Analytical);
Dalam gaya kepemimpinan tipe ini, biasanya untuk pembuatan keputusan didasarkan pada suatu proses analisis, terutama analisis logika dari setiap informasi yang didapatkan. Gaya ini akan berorientasi pada hasil dan akan lebih menekankan pada rencana-rencana rinci serta berdimensi jangka panjang. Kepemimpinan model ini sangatlah mengutamakan logika dengan menggunakan beberap pendekatan-pendekatan yang masuk akal serta kuantitatif.
11. Gaya kepemimpinan entrepreneur;
Gaya kepemimpinan ini sangatlah menaruh perhatian pada kekuasaan dan hasil akhir serta kurang mengutamakan untuk kebutuhan akan kerjasama. Gaya kepemimpinan model ini biasanya akan selalu mencari pesaing dan akan menargetkan standar yang tinggi.
12. Gaya Kepemimpinan Visioner;
Kepemimpinan visioner merupakan pola kepemimpinan yang ditujukan untuk bisa memberi arti pada kerja dan usaha yang perlu dijalankan secara bersama-sama oleh para anggota perusahaan dengan cara memberikan arahan dan makna pada suatu kerja dan usaha yang dilakukan berdasarkandengan visi yang jelas.
13. Gaya Kepemimpinan Situasional;
Inti dari teori kepemimpinan situational ialah bahwa suatu gaya kepemimpinan seorang pemimpin akan dapat berbeda-beda, tergantung dari seperti apa tingkat kesiapan para pengikutnya. Pemahaman fundamen dari teori kepemimpinan situasional ialah mengenai tidak adanya gaya kepemimpinan yang paling terbaik. Teori kepemimpinan situasional akan bertumpu pada dua konsep yang fundamental yaitu tingkat kesiapan/ kematangan individu atau kelompok sebagai pengikut dan gaya kepemimpinan.
14. Kepemimpinan Militeristik;
Tipe pemimpin seperti ini sangatlah mirip dengan tipe pemimpin yang otoriter yang merupakan tipe pemimpin yang senantiasa bertindak sebagai diktator terhadap para anggota kelompoknya. Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik yaitu lebih banyak dalam menggunakan sistem perintah atau komando, keras dan sangat begitu otoriter, kaku dan seringkali untuk kurang bijaksana; menghendaki adanya kepatuhan yang mutlak dari bawahan; sangat menyenangi suatu formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang terlalu berlebihan; menuntut adanya sebuah disiplin yang keras dan kaku dari para bawahannya; tidak menghendaki adanya saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya; dan komunikasi hanya dapat berlangsung searah.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah di atas, maka penulis mengambil pokok permasalahan “Peluang Kemenangan Calon Presiden Repiblik Indonesia Tahun 2024 Menurut Gaya Kepemimpinannya”
C. TUJUAN
Dalam penulisan makalah yang berjudul “Peluang Kemenangan Calon Presiden Repiblik Indonesia Tahun 2024 Menurut Gaya Kepemimpinannya” ini memiliki tujuan, yaitu: Mendeskripsikan peluang dari masing-masing Calon Presiden Republik Indonesia Tahun 2024 jika dilihat dari Gaya Kepemimpinan dari masing-masing calon tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 diprediksi akan diikuti oleh tiga pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). Ada tiga nama yang akan maju sebagai calon Presiden RI 2024, yaitu Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anis Baswedan. Masing-masing calon presiden ini memiliki latar belakang yang berbeda maupun gaya kepemimpinan yang berbeda pula yang merupakan ciri khas (karakter) dari figur nya di hadapan publik dalam mengembang amanah sebagai seorang pemimpin di masing-masing ranah kewenangan yang dimilikinya. Mereka pun memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing serta pencapaian yang di raih selama menjabat sebagai seorang pemimpin di bidang masing-masing.
A. Gaya Kepemimpinan Prabowo Subianto
Prabowo mengakui cara kepemimpinan yang ada padanya banyak terpengaruh dari ajaran dan budaya masyarakat Tiongkok. Prabowo mengatakan salah satu kalimat masyarakat Tiongkok yang di pegang teguh, yaitu "Seribu kawan terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak", dan Prabowo juga mengaku menghormati sejarah peradaban masyarakat Tiongkok yang berlangsung selama ribuan tahun dan banyak belajar dari kebudayaan mereka[4].
Unsur-unsur yang mendasari kepemimpinan dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas, adalah: (1) Kemampuan mempengaruhi orang lain (kelompok/bawahan). (2) Kemampuan mengarahkan dan memotivasi tingkah laku orang lain atau kelompok. (3) adanya unsur kerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan
Dengan adanya beberapa unsur – unsur kepemimpinan diatas, analisis beberapa unsur – unsur kepemimpinan tersebut berdasarkan cara Prabowo Subianto memimpin. Yang pertama Pada diri Prabowo Subianto, dapat dilihat kelihaian seorang Prabowo dalam mempengaruhi orang lain. Tidak dilihat dari cara ia memimpin di kemiliteran saja, namun cara dia berorasi didepan khalayak/ publik sehingga dapat membuat khalayak terpersuasi dan mendapat feedback yang baik ketika Prabowo berorasi. Jika dilihat dari cara Prabowo membangun sebuah partai seperti sekarang dan berani untuk mencalonkan diri sebagi seorang Calon Presiden sudah dapat dipastikan bahwa Prabowo sangat lihai dalam mempengaruhi orang lain. Tetapi tidak hanya di dunia politik, Prabowo juga sangat pandai bernegosiasi dengan para investor untuk kemajuan bisnisnya yang berjumlah 27 perusahaan baik di dalam dan luar negeri. Jika dilihat dari banyaknya perusahaan, partai serta menjadi seorang jendral di kemiliteran sudah dapat dilihat bahwa Prabowo Subianto adalah seorang pemimpin yang sangat mampu mempengaruhi orang lain dengan baik.
Kemampuan mengarahkan dan memotivasi orang lain sangat terlihat jelas pada diri Prabowo Subianto. Hal ini dapat dilihat ketika beliau menjalankan sistem pemerintahan dalam kemiliteran yang mana beliau harus mengarahkan ribuan prajurit agar mmendapat keselarasan dalam menjalankan tugas. Selain itu, ketika beliau mengarahkan para kader – kader baru partainya, serta disaat beliau berorasi dengan semangat yang menggebu – gebu membuat khalayak/ anggota partai tergerak hatinya untuk mengikuti apa yang dikatakan beliau serta beliau juga sering diundang sebagai motivator untuk membuka rahasia kesukssan dalam menjalankan bisnis. Tentunya, saat beliau menjadi motivator sacara otomatis kemampuan mengarahkkan dan memotivasi orang lain beliau terlihat. Jadi , menurut saya Prabowo Subianto adalah salah seorang pemimpin yang juga ahli dalam mempengaruhi dan memotivasi orang lain.
Perilaku kerja sama Prabowo Subianto dengan bawahan/ karyawan atau tim suksesnya sangat terlihat jelas pada saat : 1) Prabowo dipercaya sebagai Wakil Komandan Detasemen 81 Penanggulangan Teroris (Gultor) Komando Pasukan Khusus TNI AD (Kopassus), dimana Saat menjadi seorang Wakil Komandan dari Kopassus setidaknya Prabowo harus meningkatkan kerja sama yang kuat antara Prabowo dengan prajuritnya sehingga terdapat keselarasan, dan ketanggapan saat menangani bahaya ancaman teroris saat itu, jika tidak adanya kerja sama antara Prabowo dengan para prajurit maka tujuan tersebut tidak akan tercapai. 2) Prabowo mencalonkan diri sebagai Calon Presiden tahun 2014 – 2019 dari fraksi Partai Gerindra. Kerja sama Prabowo dengan para anggota partai dan tim suksesnyalah yang membawa Prabowo sebagai Calon Presiden dari Partai Gerindra saat ini, tanpa adanya anggota dan tim sukses partai di berbagai penjuru Indonesia tidaklah mungkin Prabowo berani mencalonkan diri sebagai seorang Capres dan kemungkinan untuk Prabowo terpilih sangat kecil ketika tidak ada partai yang mempromosikan dirinya, atau tidak adanya tim sukses yang membantu di setiap kampanye. Tentunya tidaklah mungkin sebuah partai terbentuk jika tidak adanya kerja sama, tujuann bersama yang hendak dicapai dan persamaan ideologi (pemikiran) di dalam partai tersebut.
Lebih lanjut Prabowo merupakan calon presiden yang disebut sebagai sosok yang populistik. Pertama, Prabowo berpidato mengungkapkan rasa simpatiknya terhadap rakyat seperti menggebrak meja ketika berpidato. Dengan menyampaikan niatnya yang utuh merupakan untuk membela rakyat dan jihad hidupnya juga, dengan ungkapan seperti “lebih baik saya hancur dari pada rakyat menderita” dan “saya harusnya istirahat, tapi rakyat masih miskin.” Kedua, yaitu dengan mendongkrak emosional rakyat dengan mengungkap keadaan rakyat dan negara yang menderita, “Indonesia negara yang kaya namun rakyatnya miskin”, “untuk apa merdeka kalau sebagian rakyat tidak bisa makan.”
Yang ketiga, Prabowo mempertentangkan rakyat versus elit dengan menempatkan elit pada pihak yang sangat-sangat merugikan banyak rakyat. Hal ini ditekankan olehnya dengan melontarkan pernyataan seperti “uang rakyat dicuri elit”, “pertahanan negara rapuh gara-gara ulah elit”, “elit Jakarta tidak memikirkan rakyat kecil”, “rakyat dibohongi elit”, “kekayaan negeri dikuasai 1 persen elit”, “saya muak dengan elit-elit yang berengsek”, “elit Jakarta bohongi rakyat dan menganggap rakyat itu bodoh.” Cara ini secara tak langsung mengakibatkan pembelahan pada rakyat dan memperkuat rasa identitas[5].
Prabowo dikenal sebagai pribadi yang tegas dan menjalankan ekonomi rakyat guna mengembalikan posisi kemajuan ekonomi di Indonesia sebagai “Macan Asia” seperti yang pernah diraih Indonesia saat rezim Orde Baru berkuasa. Prabowo juga digambarkan sebagai seseorang yang memperhatikan persoalan dalam hal kebangsaan, khususnya tentang ekonomi masyarakat menengah ke bawah. Selain itu Prabowo juga berdandan seperti Soekarno, misalnya dari busana hingga cara berpidato dan ide-ide nasionalismenya, yang adalah representasi Jiwa Nasionalisme Indonesia[6].
Prabowo mempunyai keyakinan yang besar untuk dapat memperbaiki keadaan Indonesia dengan bentuk pemerintahan yang baik dengan berisikan orang-orang hebat didalamnya, namun tetap dengan sifat rendah hati sekaligus kebenaran yang dijalani dan yakin bahwa Tuhan turut membelanya dihadapan ketidakbenaran. Prabowo juga pernah berkata “Sebuah negara modern adalah negara di mana warga negaranya punya kesadaran untuk mengabdi dan saudara-saudara telah memutuskan untuk mengabdi di bidang politik”, intinya menjelaskan bahwa besarnya keyakinan seorang Prabowo Subianto yang mampu memperbaiki keadaan negara ke arah yang jauh lebih baik secara cepat dan waktu yang singkat. Keyakinan itu pun diperkuat dengan ikut sertanya warga untuk mengabdi di bidang politik[7].
Prabowo mengaku bahwa dirinya tertarik pada Gerindra karena platfrom ekonomi rakyat yang ada partai ini, tema-tema pemberdayaan masyarakat miskin, mengatasi pengangguran, serta mengangkat derajat ekonomi rakyat. Bagi seorang Prabowo jika ingin dipercaya rakyat maka harus penuhi kebutuhan rakyat. Alasan Prabowo ingin mencalonkan capres waktu itu adalah karena Prabowo merasa itu tugasnya sebagai seorang patriot. Prabowo banyak menghabiskan karir militernya dipasukan elit Kopasandha atau Kopassus.
Semasa di pendidikan kelebihan prabowo lebih menonjol dibandingkan dengan perwira-perwira lainnya, Prabowo banyak menguasai Bahasa asing misalnya seperti Bahasa Inggris, Prancis, Jerman, dan Belanda. Karir Prabowo juga banyak dihabiskan di kesatuan-kesatuan tempur[8].
Prabowo juga adalah pembina tim polo berkuda Indonesia dan berhasil menjadikan tim polo Indonesia juara Kejuaraan Berkuda se-Asia. Selain itu Prabowo juga menjabat sebagai Ketua Umum Pencak Silat Indonesia hingga pencak silat di Indonesia mempertahankan juara gelar dunia di Kejuaraan Pencak Silat ke-16 di Phuket, Thailand. Prabowo adalah seorang Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo menjadikan Partai Gerindra partai politik yang transparansi proses dan transparansi keuangan terbaik. Prabowo juga pernah membantu kepulangan 200 Buruh Migran Indonesia yang terdampar di KBRI Yordania dan membebaskan seorang BMI korban perdagangan manusia asal NTT di Malaysia dari tuntutan mati di Klantan. Selanjutnya yaitu selama 6 bulan terakhir Prabowo konsisten menyelenggarakan Piala Garuda, turnamen sepak bola tingkat nasional hingga beberapa orang tim U-19 berhasil mengharumkan nama baik Indonesia diberbagai ajang Internasional. Betapa pedulinya dengan Pendidikan, Prabowo bersama Prof. Yohanes Surya menyelenggarakan Olimpiade Fisika Tingkat Asia dan memberikan beasiswa “Prabowo Award” dan memberikan kesempatan setiap anak bangsa untuk berprestasi hingga tingkat Nasional[9].
Dalam survei LSI Prabowo menjadi mentri dengan kinerja paling memuaskan menurut publik. Selain faktor popularitas, mengukur kinerja Prabowo sebagai Mentri Perrtahanan ketika baru menjabat 1 tahun juga termasuk terlalu dini. Prabowo berasal dari Partai Gerindra, ialah teladan bagi partai republik[10].
Prabowo muncul sebagai sosok populis klasik yang melakukan penentangan total terhadap sistem yang berkuasa. Prabowo juga sebagai aktor politik yang sedang memainkan isu populisme sebagai gaya diskursif dengan mencermati konten-konten yang disampaikan saat berkampanye dulu. Populisme mencerminkan sinisme mendalam dan kebencian pada penguasa atau pejabat pemerintah yang ada. Prabowo hanya menjadikan populisme sebagai retorika saja ataupun gaya diskursif. Ketidak konsistenan inilah memperlihatkan bahwa Prabowo tidak secara ideologis menjalankan populisme tetapi bisa berubah-ubah tergantung opini publik[11].
B. Gaya Kepemimpinan Ganjar Pranowo
Gaya kepemimpinan adalah hal yang utama dan penting dalam berjalankan organisasi. Ciri dari kepemimpinan adalah mempengaruhi satu manusia ke manusia lainnya. Setiap pemimpin pasti mempunyai ciri tersendiri. Ganjar adalah seorang tokoh atau pemimpin yang saat ini menjadi sorotan masyarakat, tetapi perhatian tersebut memudar ketika beliau tertuduh kasus korupsi KTP elektronik[12].
Ganjar sendiri dinilai masyarakat sangat mengayomi, terutama di mata pencaharian masyarakat. Rakyat sangat menaruh ekspetasi lebih kepada Ganjar Pranowo untuk terjadinya peubahan yang mengarah kepada kemajuan di seluruh bidang. Beliau dipandang oleh rakyat mempunyai kemampuan untuk memenuhi ekspetasi atau harapan rakyat karena sosoknya yang dikenal berani bertindak, sangat responsif, muda, sangat berenergi, merupakan pekerja keras, dikenal sebagai sosok yang cerdas, lurus, idealis. Sejak dari kampanye pemilihan gubernur hingga menjadi gubernur beliau mencoba Sejak dilantik pada 23 Agustus 2013 Ganjar Pranowo mendobrak sistem “kemapanan” di tubuh birokrasi provinsi yang diyakini beliau sistem ini mengabaikan hak-hak rakyat untuk sejahtera. Pak Ganjar sangat semangat dalam merubah sistem beliau memakai semboyan “Mboten Korupsi-Mboten Ngapusi” karena selogan inilah ganjar selalu direspon positif oleh masyarakat. Pak ganjar sangat mengayomi mata mencaharian masyarakat. Dari dahulu waktu kampanye sampai sekarang menjadi gubernur beliau senang sekali blusukan di daerah-daerah, berkat ini lah popularitas beliau terangkat. Dengan cara tersebut Ganjar bisa melihat secara langsung terkait perkembangan dan keluhan masyarakat[13].
Selain blusukan salah satu cara Ganjar berkomunikasi dengan masyarakat publik melalui media sosial, media sosial yang sering digunakan sendiri adalah instagram dan twitter, cara yang digunakan oleh Ganjar Pranowo mendapat respon yang baik dari masyarakat. Melalui media sosial tersebut Ganjar menggunakannya sebagai sarana yang berhubungan dengan tugas kepala daerah seperti menerima keluhan dari masyrakat, memberi info melalui media sosial, melaporkan kondisi terkini seperti perbaikan jalan dan lainnya[14].
Sangat milinealnya dan sangat akrab kepada masyarakat membuat masyarakat nyaman dan bisa bersikap santai jika mengobrol dengan Ganjar. Banyaknya acara yang di buat beliau untuk lebih akrab lagi dengan rakyat. Salah satu acaranya yaitu “ngopi bareng Ganjar” yang kemudian menjadikan dirinya sangat dekat dengan masyarakat. Tujuannya sendiri agar para pemerintah atau pejabat bisa membantu dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang ada. Dan secara tidak langsung acara ini dibuat untuk medukasi kepada masyarakat.
Kelebihan dari kepemimpinan Ganjar adalah: Pertama, di era canggih ini, media sosial sangat diperlukan. Ganjar sendiri sangat aktif dalam bermedia sosial, jadi aduan yang masuk bisa lebih cepat di tangani dalam hitungan jam dan pastinya mempermudah komunikasi dengan masyarakat sekitar[15]. Bahkan ada pengalaman pribadi pada saat penerimaan siswa baru di sekolah negeri ada banyak siswa yang bukan dari wilayahnya masuk kedalam daftar zonasi sekolah tersebut, ada pihak yang melaporkan kepada Pak Ganjar bahwa ada siswa yang bukan termasuk dari zonasi tersebut, beberapa jam kemudian nama siswa tersebut hilang karena bukan berasal dari zonasi tersebut. Kelebihannya Pak Ganjar sangat cepat tanggap ketika masyarakat memerlukan bantuan serta dalam twitter beliau sangat memantau keresahan masyarakat seperti jalan berlubang, bisa dilihat dari postingan twitter nya pada tanggal 5 April 2016 yang isinya memberitahukan bila jalan Daendles sudah diperbaiki agar saat mudik nyaman untuk dilewati. Kedua, merancang program Jogo Tonggo di tengah pandemi, dan turun langsung ke masyarakat untuk sosialisasi terkait masalah COVID-19. Program tersebut juga diadakan online di sosial media di akun instagram dan twitter dari Pak Ganjar sendiri. Karena sosialisasi Jogo Tonggo yang dianggap kreatif dan mampu memberikan hal-hal yang positif banyak masyarakat yang mulai mengikuti anjuran dari Ganjar Pranowo, serta sangat menarik untuk dikaji[16]. Ketiga, Dikenal sebagi pemimpin yang nyeleneh dan “gila” tetapi Bapak Ganjar ini banyak sekali menginspirasi masyarakat[17]. Keempat, banyak mengayomi masyarakat, dan memperhatikan di bidang mata pencaharian masyarakat, masyarakat puas dengan kepemimpinan ganjar ini dan ekonomi semakin terdampak baik seiring berjalannya waktu, senang membantu orang kecil serta pendidikan anak-anak menjadi terjamin[18]. Banyak sekali rakyat yang merasa makmur dan dipedulikan di kepemimpinan beliau. Kelima, pintar bersosial media, dan pintar menggunakannya, masyarakat lebih mudah mengetahui tentang perkembangan politik dan perkembangan atau hal yang baru terjadi di Jawa Tengah[19].
Kekurangan dari kepemimpinan Ganjar adalah: Pertama, terlalu fokus membantu rakyat kecil yang belum mempunyai pekerjaan sehingga prioritas seperti ibu-ibu hamil terlewatkan atau mungkin masyarakat yang baru terkena dampak PHK kurang diperhatikan. Kedua, emosi yang tidak bisa dikontrol seperti sidak Jembatan Timbang Batang karena adanya pungli, yang mengecewakan tidak dilakukan pemecatan tetapi hanya rotasi jabatan, padahal sangat merugikan banyak orang. Ketiga, dinilai sangat arogan dalam proyek desa wadas, karena dinilai lebih memihak para investor daripada memihak para masyarakat. Sehingga banyak sekali masyarakat yang tidak setuju tertindas karena diabaikan. Polisi yang dikirim agar masyarakat tidak bersikap anarkis justrul malah banyak melakukan kekerasan terhadap warga sekitar. Keempat, dan juga sangat arogan pada saat memaksa menggantikan kebijakan Direksi Bank Jawa Tengah dari ekternal. Alasannya adalah Bank Jawa Tengah dinilai lebih profesional. Padahal semua ada porsinya masing-masing tidak harus memaksakan kehendak yang memang tidak bisa dipaksakan. Kelima, kurang kebutuhan perumahan atau backlog akibat dan Ganjar belum bisa mengatasi karena penduduk semakin banyak tiap tahunnya[20]. Hal ini mengakibatkan kurang nyamannya warga ataupun penduduk yang berpindah ke kawasan Jawa Tengah.
C. Gaya Kepemimpinan Anies Baswedan
Anies Baswedan merupakan Gubernur DKI Jakarta yang ke-17, ia memenangkan pilkada DKI Jakarta menghadapi gubernur sebelumnya yaitu, pasangan Ahok-Djarot. Anies Baswedan berpasangan dengan Sandiaga Uno yang berhasil memperoleh 3.240.332 suara (57.95%), sehingga ia pun mulai menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta mulai dari tahun 2017 sampai sekarang[21].
Anies Baswedan diklaim memiliki cara berkomunikasi dan mempunyai gagasan yang bagus, tetapi ia masih dinilai kurang mampu menerapkannya. Anies juga mempunyai karakter pemimpin yaitu yang lebih memprioritaskan pendekatan kultural dengan mendorong gerakan budaya dan teknologi-teknologi yang modern, sehingga dapat menarik perhatian anak muda atau anak anak jaman sekarang untuk tertarik terhadap apa yang disampaikan. Anies baswedan juga memiliki gaya bicara yang lemah lembut, karena hal itu di mata masyarakat beranggapan bahwa Anies bukan orang yang terlalu buru-buru dalam melakukan suatu keputusan[22].
Gaya bicara lemah lembut yang dimiliki oleh Anies, dapat membuat perspektif negatif dari berbagai kalangan, terutama oleh pakar politik. Karena dapat membuat orang berfikiran bahwa tiap-tiap yang disampaikan oleh Anies tidak memiliki ketegasan. Pada awal masa menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan selalu dibanding-bandingkan dengan Gubernur sebelumnya. Tetapi seiring waktu berjalan Anies dapat membangun kepercayaan masyarakatnya dengan menunjukkan citra khusus dari dirinya. Dengan banyaknya pengalaman dalam masalah kepemimpinan, Anies dengan mudah membuktikan beberapa kesuksesannya membangun kepercayaan masyarakat DKI Jakarta terutama, kepada dirinya. Dan juga karena pada saat kuliah dulu ia sangat sering membaca buku serta menulis jurnal mengenai politik di Indonesia, ia jadi memiliki gaya yang lebih intelektual dalam menerapkan suatu keputusan.
Penataan trotoar merupakan salah satu janji dari Anies Baswedan dan Sandiaga Uno ketika berkampanye. Pada tahun 2020 mereka menargetkan 97 km trotoar dengan dana yang dikeluarkan sampai Rp1,56 Triliun. Trotoar yang kurang bagus dalam proses pembuangan air dari hujan merupakan penyebab Banjir di DKI Jakarta juga. Terutama di daerah Kemang, kepadatan penduduk yang diikuti dengan kepadatan kendaraan yang melintas di jalan – jalan daerah Kemang disertai banjir tiap tahun, merupakan kawasan yang tidak sehat sehingga menjadikan faktor pendukung Pemerintah Jakarta menetapkan Kemang menjadi salah satu daerah yang diprioritaskan oleh Pemerintah Jakarta untuk melaksanakan revitalisasi sarana infrastruktur trotoar. Pemerintah Jakarta pun menggunakan teknik negosiasi Integratif untuk mendapatkan izin dari masyarakat yang terkena dampak dari pembenahan trotoar ini[23].
Selain mewujudkan janji pada saat kampanyenya, Anies Baswedan juga melanjutkan dan menyempurnakan proyek yang ditinggalkan oleh Gubernur-Gubernur sebelumnya, yaitu upaya mengurangi kemacetan di DKI Jakarta dengan cara menambahkan fasilitas kendaraan umum seperti MRT, LRT, dan terutama TransJakarta. Upaya pemerintah supaya masyarakat lebih berminat untuk berpindah ke angkutan umum didukung oleh pemberlakuan sistem Ganjil-Genap, yang berlaku pada waktu dan hari tertentu. Pemberlakuan ganjil genap mulai terasa efektif mengurangi kemacetan di beberapa sisi kota DKI Jakarta. Warga yang hanya memiiliki kendaraan ber plat nomor ganjil akan menggunakan transportasi umum untuk mencapai tempat tujuannya. Selain pemberlakuan Ganjil genap pemerintah Jakarta juga menerapkan beberapa kebijakan internal yaitu : Jalur pelarangan sepeda motor, jalan berbayar, dan pembatasan kepemilikan kendaraan[24].
Anies Baswedan juga mencabut izin proyek Reklamasi di Teluk Jakarta, pencabutan izin proyek reklamasi tersebut merupakan janji Anies Baswedan padda saat kampanye 2017 lalu. Menurutnya Proyek Reklamasi selain memberi dampak buruk pada lingkungan, juga akan memberikan dampak buruk terhadap nelayan. Totalnya ada 13 pulau yang izinnya telah dicabut oleh Anies, tetapi ada 4 pulau yang izinnya tidak dicabut dikarenakan telah dibangun. Selanjutnya 4 pulau yang telah terbangun tersebut akan dimanfaatkan untuk kepentingan publik. Pr Anies dan pemerintah DKI Jakarta saat ini dalam soal pemulihan wilayah Teluk Jakarta yang terlanjur dibangun, ialah perbaikan kualitas air di aliran sungai, penyediaan layanan ketersediaan air bersih, pengelolaan bekas-bekas sisa limbah, dan pencegahan tanah menurun[25].
Anies Baswedan menggunakan gaya kepemimpinan melalui pendekatan partisipatif, pendekatan partisipatif ialah keikutsertaan, serta keterlibatan masyarakat berperan secara aktif dalam suatu proses atau alur sebuah perencanaan, dengan memberikan sumbangan berupa tenaga, pikiran, atau dalam bentuk materiil. Dalam pendekatan partisipatif ini seorang pemimpin harus bisa merangkul anggota/bawahanya untuk mengikuti aturan yang telah ditetapkan supaya tercapainya suatu tujuan yang telah di tentukan[26].
Dalam survey lembaga Development Technology Strategi (DTS), Nama Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta berhasil mendapatkan peringkat di front runner sebagai calon kandidat Presiden RI dalam pemilu tahun 2024 mendatang. Survei yang dilakukan pada Februari 2022 dan dirilis awal Maret 2022. Kinerja nya yang dinilai bagus serta prestasi-prestasi yang dicapainya, menjadi daya tarik masyarakat dalam pengusungan sebagai calon Presiden RI 2024 mendatang[27].
Kelebihan gaya kepemimpinan yang digunakan oleh seorang Anies Baswedan, karena ia menggunakan gaya kepemimpinan dengan cara pendekatan partisipatif, dalam gaya tersebut memiliki keunggulan yaitu memberikan kesempatan para anggotanya untuk berkembang. Hal tersebut dikarenakan tidak hanya seorang pemimpinnya yang memikirkan dalam pemecahan suatu masalah dan memecahkan masalah tersebut bersama-sama. Selain itu dalam gaya kepemimpinan ini melibatkan seluruh anggota dan bawahannya untuk bekerja bersama-sama dan merangkul yang lainnya untuk mendapatkan harapan yang telah ditentukan[28].
Kelemahan kepemimpinan yang digunakan Anies Baswedan, Pr pemerintah DKI Jakarta sejak dulu yang tak kunjung usai permasalahannya ialah terhadap pembuangan sampah dan limbah. Sampah dan limbah dari Jakarta banyak yang dibuang ke BantarGebang, selain itu juga masyarakat dan pabrik-pabrik banyak yang membuang ke Kali,Sungai dll. Pr untuk pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga ialah mengurusi permasalahan banjir dan kemacetan dibeberapa titik kota DKI Jakarta. Dengan sifat Anies Baswedan yang lembah lembut membuat bawahannya merasa tidak memiliki tanggung jawab, karena tidak adanya ketegasan yang diberikan oleh Anies Baswedan.
Diantara keberhasilah atau bukti kerja nyata yang dilakukan oleh Anies selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta antara lain, beliau telah mengeklaim keberhasilan dalam memimpin. Klaim yang pertama yaitu pengguna transportasi umum di DKI Jakarta meningkat. Hal itu membuat mulai berkurang nya kemacetan yang terjadi di DKI Jakarta, karena banyak penduduk yang menggunakan transportasi umum seperti Bus Trans Jakarta, MRT dan LRT.
Lalu kepesertaan warga pada BPJS Kesehatan di DKI Jakarta sampai saat ini, warga yang belum terdaftar di BPJS Kesehatan tinggal 2 persen. Hal Ini melebihi dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) pada tahun 2024. DKI Jakarta menjadi satu-satunya provinsi se-Indonesia yang sudah mencapai target nasional 2024.
Prestasi Anies Baswedan selama menjabat sebagai Menteri ialah, ia berhasil mencabut Ujian Nasional yang tidak menjadi syarat kelulusan para pelajar di Indonesia. Membatalkan penerapan kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013, berhasil menerapkan gerakan Indonesia membaca dan menulis.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Banyak faktor yang mempengaruhi terpilihnya calon Presiden Republik Indonesia Tahun 2024, mulai dari faktor Partai Politik yang mengusung Calon Presiden, manuver yang dilakukan oleh partai politik pengusung, partai koalisi apa saja yang mengusung calon tersebut, keberhasilan menggait kaum millenial dan generazi Z (kedua generasi inilah yang menyumbang suara terbesar pada pemilu 2024), gaya kepemimpinan calon presiden, dan lain sebagainya. Tetapi pada makalah ini kita berbicara dari sudut pandang gaya kepemimpinan, dengan membandingkan antara calon presiden yang akan bertarung di pemilu 2024 nanti, yaitu Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan.
Dari pembahasan di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa berdasarkan perbandingan gaya kepemimpinan tiga calon presiden RI 2024, di mana Prabowo Subianto dengan gaya kharismatiknya, Ganjar Pranowo dengan gaya moralisnya dan Anies Baswedan dengan gaya demokratisnya (kepemimpinan partisipatif), yang berpotensi besar sebagai presiden pemenang pemilu 2024 adalah Anies Baswedan. Hal ini menurut penulis dikarenakan para pemimpin yang menduduki jabatan sekarang ini yang lebih disukai dan diterima oleh semua kalangan masyarakat adalah seorang figur pemimpin yang mengutamakan gaya demokrasi dimana masyarakat dapat berpatisipasi dalam membentuk Indonesia yang lebih maju. Gaya kepemimpinan Anis Baswedan yang demokratis (partisipatif) ini memungkinkan rasa tanggung jawab, kepercayaan, rasa memiliki dan saling menghormati dalam diri bawahan kepada atasan nya dimana komunikasi antara atasan dan bawahan berjalan dengan baik dan dua arah, ide-ide kreatif bisa muncul dari bawah dan di tampung oleh pimpinan, bawahan memiliki kesempatan yang besar dalam menyampaikan saran atau pendapat mengenai tugas-tugas yang di berikan oleh pimpinan dan kebijakan atau keputusan dapat dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan. Dengan partisipasi bawahan yang besar menghasilkan suatu sinergi yang baik yang mempercepat visi dan misi serta mempercepat tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
B.
SARAN
Penulis berharap akan ada makalah yang membahas tentang peluang kemenangan calon Presiden Republik Indonesia Tahun 2024 jika ditinjau dari sudut pandang yang lain, baik itu dari Latar Belakang Partai Pengusungnya, Persepsi Kaum Milenial dan Gen Z tentang kebijakan yang diambil oleh masing-masing calon selama ini, maupun dari sudut-sudut pandang yang lainnya. Hal ini penting agar kita tidak terjebak pada stigma politik fanantik yang berlebihan pada satu calon tanpa melihat sumbangsih dan peran calon lain dalam memajukan Bangsa dan Negara Indonesia.
Diharapkan dengan adanya perbandingan-perbandingan dari sudut pandang yang berbeda-beda akan mampu membuka wawasan dan menjernihkan pikiran dan hati kita dalam memilih pemimpin yang benar-benar berkualitas dan berdedikasi tinggi demi kemajuan Bangsa dan Negara Indonesia.[1] Kreitner, Robert and Kinicki, Angelo.2005. Perilaku Organisasi edisi 5. Jakarta. PT. Salemba empat. 2005. hlm.372
[2] Greenberg, Jerald & BaronRobert, A. 2003. Behavior in Organization : Understanding and Managing The Human side of work. 2003. hlm.471
[3] Mc Shane, Stephen L and Von Glinow, Mary Ann. Organizational Behaviour: Emerging Realities for the Workplace Revolution, second Ed, Mc Graw Hill, Irwin. 2005. hlm.436
[4] Kristian Erdianto, 2018, “Ini Filsafat Tiongkok yang Pengaruhi Gaya Kepemimpinan Prabowo”, diakses dari: https://nasional.kompas.com/read/2018/12/08/06300041/ini-filsafat-tiongkok-yang-pengaruhi-gaya-kepemimpinan-prabowo-, pada 6 Juni 2021, pukul 21.29 WIB.
[5] Fernanda Putra Adela, 2020, “Mencermati Populisme Prabowo sebagai Bentuk Gaya Diskursif saat Kampanye Politik pada Pemilihan Presiden 2019”, Jurnal Ilmu Politik, Vol. 12, No. 1, hlm. 7.
[6] Gentry F.P. Amalo, 2014, “Prabowo Suianto dan Soekarnoisme”, Jurnal Interaksi, Vol. 4, No. 2, hlm. 166.
[7] Yalischa Ferlien, 2020, “Analisis Pidato Prabowo Subianto Dalam Perpektif Analisis Wacana Kritis”, Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, Vol. 1, No. 2, hlm. 106.
[8] A. Pambudi, 2009, Kalau Prabowo Jadi Presiden, Yogyakarta: Narasi, hlm. 9.
[9] Dirgayuza Setiawan, 2015, Nilai-Nilai Pendekar Pejuang, Jakarta: Mediakita, hlm. 6.
[10] Alfin Zulfikar Rizky, 2021, Jalan Politik Prabowo, Jakarta: PT. Media Pinter Kreasi, hlm. 8
[11] Alwi Dahlan Ritonga, 2020, “Mencermati Populisme Prabowo sebagai Bentuk Gaya Diskursif saat Kampanye Politik pada Pemilihan Presiden 2019”, Jurnal Ilmu Politik, Vol. 12, No. 1, hlm. 7.
[12] Jefri Babu Hahang, 2021, “Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Perangkat Desa,” Jurnal Sosial dan Sains, Vol. 3, No. 1. Hlm. 7.
[13] Isdiyanto, Budiono Isman, Solikun, Kontroversi Ganjar. (Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2016), Hlm. 4.
[14] Ixsir Eliya, Ida Zulaeha, 2017, “Pola Komunikasi Politik Ganjar Pranowo dalam Perspektif Sosiolinguistik di Media Sosial Instagram”, Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, SELOKA 6 (3). Hlm. 288.
[15] Ahmad Suminto, Afif Al Farizi, Januari 2020, “Analisis Pemanfaatan Media Sosial Twitter oleh Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil”, Jurnal of Islamic Comunication, Vol. 2, No.2. Hlm. 194.
[16] Alkomari, 2020, "Analisis Komunikasi Krisis Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo Menghadapi Pandemi Covid19", Journal of Strategic Communication, Vol. 11, No. 1, hlm. 27-37.
[17] Agus Becak, Gubernur Jelata, (Semarang: Galangpress, 2016).
[18] Dwi Winarni, 2019, “Analisis Framing Berita Ganjar Pranowo di Media Massa Suara Merdeka”, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa, Vol. 8, No. 2. Hlm. 105
[19] Syifaur Rahmah, 2021, "Personal Branding Ganjar Pranowo untuk Membangun Komunikasi Politik di Media Sosial Instagram", Jurnal Interaksi : Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 5, No. 1.
[20] Portal Berita Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, 2021, “Jateng Validasikan Data Backlog” Kepemilikan Rumah Secara Digital”, dikutip dari: https://jatengprov.go.id/beritaopd/jateng-validasikan-data-backlog-kepemilikan-rumahsecara-digital/, diakses pada 14 Juni 2022, pukul 18.41 WIB.
[21] Aryojati Ardipandanto,2017, “Pemilihan Gubernur Dki Jakarta 2017: Strategi Politik Kandidat”, Kajian , Vol. 22, No. 1. Hlm. 16.
[22] Rika Fariha dan Eka Wenats, 2020, “Pengaruh Kinerja Komunikasi Dan Iklim Komunikasi Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Birokrasi Pemrov Dki Jakarta : Sebuah Perbandingan Persepsi Atas Kepemimpinan Basuki Tjahaya Purnama dan Anies Baswedan”. Jurnal Ekonomi, Sosial, dan Humaniora. Vol. 2, No. 1, hlm. 3.
[23] Lukman Yudho Prakoso, 2021, “Komunikasi Kebijakan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta (Studi Deskritif Kualitatif Negosiasi Kebijakan Revitalisasi Trotoar Pemerintah Daerah Di Jalan Kemang Raya Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta)” Jurnal Inovasi Penelitian, Vol. 2, No.3, Hlm. 956
[24] Sabrina H., Dessy Angga A., Mega S. 2021, “Implementasi Kebijakan angkutan umum di DKI Jakarta”, Jurnal Teknologi Transportasi dan Logistik, Vol.2, No.1, Hlm.21.
[25] Sifi Masdi,2018, “Ini 7 Fakta Menarik Terkait Pencabutan Izin Proyek Reklamasi di Teluk Jakarta” (dikutip dari : https://inakoran.com/ini-7-fakta-menarik-terkait-pencabutan-izin-proyek-reklamasi-di-teluk-jakarta/p4779, diakses pada 13 juni 2022 pukul 14.44 WIB)
[26] Andi Asnudin,2010, “Pendekatan Partisipatif Dalam Pembangunan Proyek Infrastruktur Perdesaan Di Indonesia”, Jurnal SMARTek, Vol.8, No.3, Hlm. 2.
[27] Liputan6,2022, “Anies Baswedan: Gagal dan Keberhasilan bukan soal Mampu atau Tidak” (dikutip dari : https://www.liputan6.com/news/read/4909951/anies-baswedan-gagal-dan-keberhasilan-bukan-soal-mampu-atau-tidak, diakses pada 13 juni 2022 pukul 22.08)
[28] UPT Perpus UNPAS,2011, “Kepemimpinan Partisipatif dan Pendelegasian”, (dikutip dari https://perpusunpas.wordpress.com/2011/05/30/kepemimpinan-partisipatif-dan-pendelegasian/, diakses pada 13 juni 2022 pukul 23.08 WIB)
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Adiar, J., 2008, Kepemimpinan yang Memotivasi, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Alberto, Agung S. & Ignatius A. (2014) Peran Kepemimpinan Dalam Memotivasi Kinerja Pegawai. JISIP : Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol. 3 No. 2.
Alfian, M. A. (2013). Menjadi Pemimpin Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Becak, A., 2016, Gubernur Jelata. Semarang: Galangpress.
Bernard, L. L. (1926). An introduction to social psychology. US: Henry Holt and Company
Daswati. (2012). Implementasi Peran Kepemimpinan dengan Gaya Kepemimpinan menuju kesuksesan Organisasi. Jurnal Academika Fisip Untad Vol. 04.
David L. (2008). Aspek Kepemimpinan dalam Birokrasi. Journal of Business and Economics Vol. 7 No. 1
Gary, Y. (2010). Kepemimpinan Dalam Organisasi. Jakarta : PT. Indeks.
Gunawan Y, 2021, Introduction to Indonesian Legal System, Yogyakarta: UMY Press.
Hasibuan, S.P. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.
Isdiyanto, dkk., 2016, Kontroversi Ganjar, Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.
Kariena F. (2016). Faktor Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Tata Kelola Pemerintahan di Kabupaten Purwakarta Periode Tahun 2008-2015. Jurnal Politikom Indonesia Vol. 1 No. 2.
Kartono, K. (2002). Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kartono, K. (2018). Pimpinan dan Kepemimpinan. Jakarta: Rajawali Press.
Kasali, R. (2018). Leadership Non Finito. (Patent No. 000112689).
Kristiawan M.,Safitri D., & Lestari R. (2017). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta : Deepublish.
Kusumawati,E. (2013) Peranan Kepemimpinan dalam Birokrasi di Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Timur. (Magister Universitas Mulawarman). Diperoleh https://ar.mian.fisip-unmul.ac.id
Nohria, N., & Khurana, R. (Eds.). (2010). Handbook of leadership theory and practice. US: Harvard Business Press.
Northouse, P. G. (2018). Leadership: Theory and practice. US: Sage publications.
Rivai, V. (2007) Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Edisi Kedua.
Siagian, S.P. (2003). Organisasi, Kepemimpinan, dan Perilaku Administrasi. Jakarta: Gunung Agung.
Sagala, S., 2018, Pendekatan dan Model Kepemimpinan, Jakarta: Prenadamedia Group.
Siagian, Y. M. (2007). Aplikasi Supply Chain Management. Jakarta: Grasindo.
Siswanto, R. D., & Hamid, D. (2017). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada karyawan divisi Human Resources Management Compensation and Benefits PT Freeport Indonesia). Jurnal Administrasi Bisnis, 42(1), 189-198.
Stogdill, R. M. (1974). Handbook of leadership: A survey of theory and research. Free Press.
Sugiyono.(2017). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Suwatno. (1995). Dasar-Dasar Organisasi Dan Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Tampi, B. J. (2014). Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi terrhadap Kinerja karyawan pada PT. Bank Negara Indonesia, tbk (regional sales manado). Jurnal Acta Diurna, volume 3(4).
Thoha, M. (2001). Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Yunus, A. L. (2009). Leadership model: Konsep dasar, dimensi kinerja, dan gaya kepemimpinan. Malang: UIN-Maliki Press
Jurnal :
Ardipandanto, A. (2017). Pemilihan Gubernur Dki Jakarta 2017: Strategi Politik Kandidat. Kajian, Vol. 22, No. 1.
Asnudin, A. (2010). Pendekatan Partisipatif Dalam Pembangunan Proyek Infrastruktur Perdesaan Di Indonesia, Jurnal SMARTek, Vol. 8, No.3.
Chairil, A. dkk. (2016). Pengaruh Fungsi Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Padakantor Dinas Pendidikan Kabupaten Sinjai. Jurnal Office, Vol. 2, No. 1.
Fariha Rika, Wenats Eka. (2020). Pengaruh Kinerja Komunikasi Dan Iklim Komunikasi Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Birokrasi Pemrov Dki Jakarta : Sebuah Perbandingan Persepsi Atas Kepemimpinan Basuki Tjahaya Purnama dan Anies Baswedan. Jurnal Ekonomi, Sosial, dan Humaniora, Vol. 2, No. 1.
Gunawan Y, 2014, Transboundary Haze Pollution in the Perspective of International Law of State Responsibility, Jurnal Media Hukum, Vol. 21, No. 2, Yogyakarta.
Prakoso, Y. P. (2021). Komunikasi Kebijakan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta (Studi Deskritif Kualitatif Negosiasi Kebijakan Revitalisasi Trotoar Pemerintah Daerah Di Jalan Kemang Raya Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta). Jurnal Inovasi Penelitian, Vol. 2, No.3.
Puspitasari, K. (2020). Kapabilitas dan Kepemimpinan Dalam Penanganan Banjir Di Jakarta. Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 18, Noo. 2.
Sabrina, H. dkk. (2021). Implementasi Kebijakan angkutan umum di DKI Jakarta. Jurnal Teknologi Transportasi dan Logistik, Vol.2, No.1.
Solikhin, A. dkk. (2017). Pemimpin Yang Melayani Dalam Membangun Bangsa Yang Mandiri. Anterior Jurnal, Vol. 16, No. 2.
Internet :
Charonni, Sani, 2020, “Punya Kedekatan dengan Edhy Prabowo, Berikut Profil Lengkap Prabowo Subianto”, diakses dari: https://beritadiy.pikiran-rakyat.com/entertainment/pr-701017431/punya-kedekatan-dengan-edhy-prabowo-berikut-profil-lengkap-prabowo-subianto, pada 6 Juni 2021, pukul 20.47 WIB.
Encyclopedia Jakarta, 2019, “Letnan Jenderal TNI (Purn.) H. Prabowo Subianto Djojohadikusumo,” diakses dari: http://encyclopedia.jakarta-tourism.go.id/post/letnan-jenderal--purn---h--prabowo-subianto-djojohadikusumo--tokoh?lang=id, pada 6 Juni 2021, pukul 20.25 WIB.
Erdianto, Kristian, 2018, “Ini Filsafat Tiongkok yang Pengaruhi Gaya Kepemimpinan Prabowo”, diakses dari: https://nasional.kompas.com/read/2018/12/08/06300041/ini-filsafat-tiongkok-yang-pengaruhi-gaya-kepemimpinan-prabowo-, pada 6 Juni 2021, pukul 21.29 WIB.
Kulsum, Kendar Umi, 2020, “Tokoh Prabowo Subianto”, diakses dari: https://kompaspedia.kompas.id/baca/profil/tokoh/prabowo-subianto, pada 6 juni 2021, pukul 20.36 WIB.





0 comments:
Post a Comment